Jumat, 09 April 2010

Batas Wilayah Sumsel–Jambi Bergeser

PALEMBANG – Batas wilayah antara Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi menjadi kabur akibat hilangnya empat patok batas wilayah sehingga harus segera diselesaikan.

Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Sumsel Mulyadin Roham mengatakan, hilangnya empat patok yang dibangun Pemprov Sumsel di Kabupaten Musi Banyuasin berakibat kekacauan sistem administratif penduduk yang tinggal di daerah perbatasan Jambi dan Sumsel. Menurut Mulyadin, saat ini terdata empat patok yang dibangun Pemprov Sumsel hilang dan menyebabkan masalah administrasi pemerintahan serta mengakibatkan beberapa desa terkatung-katung identitasnya.

“Karena itu, kami sudah melakukan konsolidasi dengan Pemprov Jambi dan direncanakan pertemuan antarkedua provinsi dilaksanakan dalam pekan ini sehingga persoalan batas wilayah ini bisa terselesaikan,”ujar dia. Patok yang hilang, lanjut Mulyadin, belum diketahui penyebabnya. Patok tersebut dipasang Pemprov Sumsel sesuai peta perbatasan yang dikeluarkan pemerintah pusat pada 1999 lalu.

“Sebelumnya kita sudah mengetahui koordinat terpasang patok tersebut. Sebetulnya tinggal dipasang lagi saja patok yang hilang.Nanti ada detektor penunjuk lokasi agar pemasangan kembali tidak menyalahi aturan,”ungkap dia. Sementara dari data yang ada, ketidakjelasan mengenai batas Sumsel-Jambi di Desa Ladang Panjang, Kecamatan Sungai Gelam, Pemkab Muarojambi dengan Pemkab Muba.Alhasil, terdapat enam RT di Desa Ladang Panjang hingga saat ini terkatung-katung.

”Di satu sisi letak desa masuk dalam batas Pemprov Sumsel, sementara penduduknya sudah sejak dulu secara administrasi masuk ke Provinsi Jambi,”katanya. Mulyadin mengatakan, selain persoalan tapal batas, Pemprov Sumsel juga memprioritaskan penyelesaian perselisihan lahan warga dan PTPN VII serta lahan warga Sidomulyo.“Itu contoh kasus yang besar,sedangkan kasus yang kecil, banyak, jumlahnya lebih dari 20 kasus,”ujarnya.

Ternyata tidak hanya persolan batas wilayah antara Provinsi Sumsel dan Jambi sedang menjalani tahap penyelesaian, sejumlah lahan di wilayah pemerintahan Kota Palembang pun kini terancam beralih tangan ke Kabupaten Banyuasin. Lantaran patok lahan yang terletak di pilar 42 Kelurahan Talang Jambe,Kecamatan Sukarami, sudah bergeser jauh dari titik koordinat awal.

Kepala Bagian Agraria Setda Kota Palembang Syafawi SH mengaku terkejut saat mengetahui sejumlah pilar atau patok yang sebelumnya menjadi batas Kota Palembang, kini banyak bergeser jauh.Kejanggalan juga makin terlihat, karena patok yang sebelumnya diinformasikan hilang,setelah diperiksa ternyata masih ada.“Semula kita dapat kabar kalau patoknya hilang.Tapi,tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan ada patok baru yang dipasang.

Kami semakin terkejut karena patok yang dipasang berpindah jauh dari koordinat awal.Sekarang batas tanah yang seharusnya masuk wilayah Palembang, justru masuk wilayah Kabupaten Banyuasin pada patok baru. Jaraknya seluas sekitar 1.000 ha,” terangnya. Syafawi mengatakan, Pemkot Palembang sudah melaporkan ke tim batas wilayah Pemprov Sumsel.

Menurutnya penyerobotan lahan sudah kerap kali terjadi.Sebelumnya sekitar 100 ha lahan milik Pemkot Palembang di 26 lokasi yang kuasai warga lantaran Pemkot Palembang tidak mungkin lagi mengambil aset tanah tersebut. “Lahan tersebut memang sudah terlalu lama diduduki oleh warga. Jadi, tidak mungkin diambil lagi.Dari persetujuan DPR, tanah ini akhirnya dilepas ke warga,” ungkap Syafawi.

Adapuun 26 lokasi lahan Pemkot Palembang yang beralih kepemilikan di antaranya berada di Kawasan Plaju, Jalan Kiambo (Padang Selasa),Jalan Kapten A Rivai (belakang Hotel Paradise), dan Sekojo (seputar Jalan Pertahanan). Sayangnya, kata Syafawi, meski sudah dijual sejak 1986 beberapa warga diketahui masih belum melunasi sisa pembayaran. “Kami tetap menunggu pembayaran.

Khusus di Jalan Kiambo tanah, kata Syafawi, dijual seharga Rp10.000 per meter. Warga banyak yang membayar dengan cara mencicil,”kata dia. Sementara berdasarkan pantauan SI, di kawasan Kelurahan Talang Jambe sudah banyak didirikan pemukiman warga. Kawasan ini terlihat pesat berkembang setelah rencana Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api menguat beberapa tahun terakhir. Di sepanjang jalan sudah tampak berdiri bangunan ruko dan perumahan warga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar